Surat Abah untuk Anak Gadisnya 2
00.51 | Author: Alunan Vektor Allah
Suatu hari, entah mengapa perasaan abah begitu gerimis. bukan duka anakku. namun hanya sedih yang segalanya bukan salahmu.
putri yang paling abah perlakukan istimewa selama ini,



Ya, neng. Ingatlah selama ini abah selalu memberimu lebih. Abah memperlakukan neng lebih istimewa dari pada putra-putra lelaki abah. mengapa? karena abah tahu suatu saat ini akan terjadi.
ketika seseorang merampasmu dari kepemilikan abah atasmu. Ketika itu memang orang itu lebih berhak dan berhak sepenuhnya atas dirimu. atas jiwa ragamu. Abah bangunkan kamar tidur yang lebih besar untukmu dari saudara laki-lakimu. Abah berikan lebih banyak waktu untukmu dari pada mereka. Bahkan ketika kalian semua belajar yang namanya "MENGALAH", maka abah ajarkan saudara -saudara laki-lakimu terlebih dahulu untuk mengalah padamu, Neng.
Abah tahu, waktu yang abah miliki untuk membesarkanmu lebih sedikit dari saudara-saudaramu. abah memiliki waktu seumur hidup untuk mendidik mereka. sedang dirimu... abah ditakdirkan untuk menyerahkan tugas itu kepada yang lebih berhak.
Laki-laki yang baru ini membuka mata abah.
abah terkesan dengannya. dan entah mengapa, abah merasakan kecenderungan yang mendalam di mata tulus laki-laki ini. ada sayang dan cinta di hati abah untuk dia. seperti halnya abah menyayangi anak-anak abah. entah mengapa ada keteduhan dalam kepercayaan yang besar untuknya dalam membahagiakanmu. dalam menuntun hidupmu.
Abah yakin inilah waktunya...
Abah tak ingin menyelesaikan surat ini...
Abah tak bisa...

maafkan aku Tuhan, jika Kau nilai ini perbuatanku yang sia-sia. walau sebenarnya sangat kutahu kalau ini sebenarnya sia-sia. menulis surat untuknya aku tak tahu memiliki tujuan apa. untuk sekedar menghibur diri atau memang terlalu merindukan hadirnya.
sungguh siapa yang tahan dengan semua ini Tuhanku...
Jasadnya masih belum kaku. orang-orang mengurusinya.
masih ada senyuman di raut mukanya. seperti senyum-senyum manja yang diberikan padaku setiap harinya.
menulis surat untuknya mungkin hanya Kau nilai bualan tak berguna.
Di saat aku menemukan seseorang yang berniat kujadikan untuknya...
Kau lebih tahu dengan cepat-cepat menjodohkannya dengan bidadaraMu di surga.
dalam keadaannya yang masih gadis.
ternyata Bidadara itu lebih beruntung. karena telah memiliki putriku yang istimewa. dalam keadaan sesuci-sucinya.
Padahal tadi dia masih berwudlu denganku Tuhan...
Padahal sempat menjawab iqamatku...
senyum itu yang terakhir...
mungkin dia tersenyum karena ingin mmbuktikan padaku kalau pilihanMu lebih baik dari pilihanku, Tuhan. dia telah melihat wajah sempurna laki-laki surga itu dalam senyum terakhirnya. dan dia ingin membuktikan padaku kalau dia benar-benar bahagia...
aku akan selalu mencintaimu putriku...
di hidup matimu...
salam cinta dari Abah...
selaksa bening cinta ibumu ketika melahirkanmu...


Read More…
|
This entry was posted on 00.51 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: